Rabu, 19 Maret 2008

LIBUR PANJANG ASYIK BUAT KAMI


Maret 2008 bagi keluarga biasa dan manusia biasa yang tak luput dari penderitaan dan penindasan merupakan bulan yang menggembirakan. Karena, ada tiga hari libur di hari kerja efektif. Bagai mendapat berkah, keseharian kami, terutama Bapak-bapak, yang minimal delapan jam diabdikan untuk perusahaan/institusi kerja, dalam tiga hari itu dapat berkumpul dengan keluarga dan lingkungan keluarga.

Berkumpul dengan keluarga biasa seperti kami merupakan anugrah terbesar, walau mungkin tidak disertai kenikmatan seperti layaknya dinikmati kebanyakan pejabat. Berlibur, jelas ini ada di otak kami. Tapi, bukankah berlibur mengeluarkan dana (konsumsi). Sehingga sepertinya keinginan untuk merelaksasi bersama keluarga ini kami buang jauh-jauh. Ada beberapa alternatif kegiatan yang mungkin dapat kami lakukan: beberes rumah, beberes gang, dan olahraga.

Bebeberes rumah ini sudah menjadi rutinitas setiap keluarga di gang kami dalam mengisi hari libur, pun beberes gang. Yang lagi ramai-ramainya diadakan di gang kami dan kawasan kami adalah olahraga, volley bapak-bapak. Kegiatan yang sudah ada sejak kawasan ini dihuni lebih dari 20 KK ini semakin marak karena ada semacam kompetisi. Kami memilahnya menjadi dua kelompok, yang seolah-olah bersiteru. Satu kelompok Bapak-bapak usia 35 ke bawah, dan satu kelompok bapak-bapak usia 35 ke atas. Secara jumlah, usia di bawah 35 ke bawah lebih banyak. Tapi, bukan berarti selalu menang. Paling tidak dalam 4 kali pertandingan, 2 kali dimenangkan kelompok usia 35 ke atas, 1 kali dimenangkan kelompok usia di bawah 35 ke bawah, dan 1 kali seri. Untuk memberi semangat, tim yang kalah diwajibkan mentraktir minum (teh botol atau minuman berkarbonasi) untuk tim pemenang. Seru! Apakah ini judi! Bagi kami tidak.

Merayakan hidup kebersamaan dengan kegiatan olahraga ini sangat membuat kami betah tinggal, hidup terasa asyik.

Paling tidak dengan merayakan ini kami sedikit melupakan urusan para penindas yang sedang siap-siap merebut kursi kekuasaan untuk menjadi walikota Serang (Cawalkot Mulai Bergerilya, Radar Banten 19 Maret 2008), atau para penindas di pusat kekuasaan yang dilegalkan untuk menjadi impunitas (Kompas 19 Maret 2008) Imbauan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono kepada para purnawirawan TNI untuk tidak datang memenuhi panggilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan cukup memberikan jawaban tertulis memicu kritik pedas dari kalangan lembaga swadaya masyarakat bidang HAM). Kalau toh masalah-masalah itu tak dapat dilupakan sesaat, kami melupakan urusan penindas-penindas di tempat kerja. Harapannya, kami sehat seperti manusia yang menjadi manusia.

Tidak ada komentar:


Bersama

Pengunjung ke

Gang Raflesia

Jl. Raflesia, Kawasan Kelapagading Blok S-T, Kota Serang Baru,
Banten, Indonesia 42122