Selasa, 23 Juni 2009

Seragam Terakhir Anak Kami (Siraj)


Ada rasa haru saat menghantarnya ke sekolah, tempat yang diidealkan menjadi tempat belajarnya. Sudah lama (sejak umur 4 tahun) kami menawarinya untuk bersekolah, tapi ia sepertinya tidak berminat. Walau tidak mau bersekolah di usia dini, tapi ia bersemangat untuk belajar, bertanya banyak hal yang ia tak pahami. Seingat kami, usia tiga tahun ia sudah dapat mengurutkan angka (dalam bahas Indonesia maupun bahasa Inggris).

Entah dapat semangat dari siapa, diusianya yang kelima ia menginginkan masuk Taman Kanak-Kanak. Kami pun memenuhi haknya berpendidikan. TK Pembina Serang menjadi pilihannya, setelah beberapa sekolah kami datangi beberapa sekolah. Kami pun menyetujui pilihannya: ruang kelas luas, taman bermainnya variatif, sekolahnya terlihat aman dan nyaman. Yang agak merepotkan adalah letaknya agak jauh, sekitar 10 menit dengan motor dari rumah. Mengantarnya bersekolah menjadi bagian hidup keluarga kami.

Untuk ke sekolah, tak jarang kami harus membujuknya berkali-kali. Kalau tak bisa dirayu, ia pun libur. Sehingga, datang terlambat bukan suatu dosa baginya. Di sekolah, walau sering tidak masuk ia dapat mengikuti pembelajaran yang disodorkan sekolah. Bahkan, ia sering menjadi pertama dari kompetisi harian guru. Saat pulang, guru kelas yang terdiri dari dua orang sering membuat kompetisi, dan pemenangnya mendapat giliran awal ke luar kelas. Siraj sering keluar kelas pertama dan dengan kebingungannya ia melongok mencari siapa penjemputnya.

Rabu, 17 Juni 2009. Ia yang biasa malas-malasan bangun dan harus bergegas ke sekolah menjalani paginya seperti biasanya. Saat kami mengingatkannya bahwa waktu sudah pukul 07.00 pagi, ia pun menjawab jam-nya sudah dipercepat. Jadinya, seperti biasa, jam 07.30 perisapan sekolahnya bener-bener beres. Hari Rabu-Kamis, seragamnya batik bercorak logo sekolahnya dengan celana putih, yang sudah tidak putih lagi. Saat kami katakan, hari ini merupakan hari terakhirnya bersekolah di TK, ia seperti menahan waktu dan ingin kembali lagi. Seolah tidak percaya bahwa tahapannya sudah harus lebih tinggi, ia menjawab sekenanya lontaran kami.

Sehari sebelumnya, kami menghantarnya acara perpisahan dan pelepasan di Taman Wulandira, Serang. Dalam acara yang dikemas rapi tersebut ia mendapat kesempatan membacakan pidato perpisahan, mewakili murid-murid yang dilepas. Rupanya, di kelasnya ia paling bisa membaca. Padahal, kami tidak pernah secara serius mengajarinya membaca. Hanya dalam kesempatan tertentu saja, kalau ia bertanya tentang huruf dan susunannya kami menjawabnya. Seingat kami, ia sudah dapat memecahkan susunan huruf menjadi sebuah kata pada medio tahun 2008. Kini, ia sudah dapat membaca teks-teks terjemahan dalam film atjemui. Kami tidak terlalu menekankan agar dia dapat membaca dulu dalam sekolah TKnya bukan karena kami ingin dia terbatas pengetahuan dan kemampuannya, seperti pemerintah Kolonial Belanda hanya memberikan pelajaran membaca, menulis dan menhitung pada kakek dan nenek anak-anak kami. Tapi kami ingin supaya ia tidak terlalu berat dalam menerima pelajaran. Kami ingat komentar Baharudin, pelaku pendidikan alternatif QT, Salatiga, yang mengatakan bahawa anak se-usia TK tidak perlu belajar membaca dan menulis. Ibaratnya, anak kami mengalami kecelakaan pengetahuan. Dan herannya kecelakaannya yang anak kami alami telah membawanya diberi penghargaan dalam acara tanggal 16 Juni 2009 tersebut. Ia diberi penghargaan juara I menyusun huruf.




NASKAH PIDATO SIRAJ

Bismillah irrohman irrohim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi wa barakatuh

Yang terhormat Ibu Kepala TK Negeri Pembina Kota Serang.
Yang terhormat Ibu-ibu guru TK Negeri Pembina Kota Serang.
Yang terhormat Ibu-ibu, Bapak-bapak orangtua murid dan
teman-teman yang saya sayangi.

Alhamdulillah, Kami panjatkan puji dan syukur kepada
Allah Yang Maha Kuasa karena pada pagi ini saya,
Muhammad Azka Sirajulakbar (Siraj), dapat berkumpul
bersama-sama dengan Ibu-ibu, Bapak-bapak dan
teman-teman dalam kondisi sehat.

Pada kesempatan ini, saya mewakili teman-teman ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu-ibu guru semua atas segala bantuan dan bimbingan
selama Kami belajar di TK Pembina Kota Serang.

Dan selama belajar di sekolah yang sangat Kami cintai ini tentunya, saya dan teman-teman telah banyak melakukan tindakan dan kesalahan yang membuat Ibu-ibu lebih repot dan
bahkan tidak berkenan. Untuk itu, saya dan teman-teman dalam kesempatan yang baik ini memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Belajar di sekolah ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dan akan Kami ingat sepanjang masa.

Terima kasih kepada semuanya.

Demikian yang dapat Kami sampaikan.
Maaf atas segala kesalahan.
Sekian dan terimakasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi wa barakatuh
Serang, 16 Juni 2009

Siraj dan murid TK Pembina Kota Serang 2008/2009

Seragam TK kini tidak dikenakan anak pertama kami lagi. Mungkin seragam itu bisa diwariskan kepada adik-adiknya. Seragam putih merah akan dia kenakan di bulan depan.

Semoga ia bisa bersekolah dengan baik, dan sekolah barunya dapat menjadi tempat indah buat bermain dan belajarnya.

baca selanjutnya..

Bersama

Pengunjung ke

Gang Raflesia

Jl. Raflesia, Kawasan Kelapagading Blok S-T, Kota Serang Baru,
Banten, Indonesia 42122