Senin, 01 Februari 2010

Awal yang indah:

Jangan biarkan anak kita stress berlarut-larut





Salah satu perkara yang bisa dihadapi kita adalah stress. Biasanya, yang bisa menghancurkan kita bukan sesuatu yang datang dari luar. Entah itu kehilangan pekerjaan, kehilangan barang kesayangan atau kehilangan pendapatan. Hal yang paling buruk yang bisa terjadi di dalam kehidupan seseorang adalah ketika orang tersebut kehilangan kepercayaan diri terhadap dirinya sendiri, alias tidak lagi pede. Tidak Pede bisa muncul dari hasil introspeksi yang biasa dilakukan pada saat akhir. Misalnya, akhir tahun, akhir semester, dll. Setelah mengetahui tidak pede, biasanya kita stress.

Lantas bagaimana kalau yang mengalami stress adalah anak-anak, yang bisa menjadikan mereka tidak pede. Sebuah artikel bagus tentang stress pada anak dan bagaimana menghadapinya dapat disimak pada kompasiana.com/rachmadbacakoran. Ringkasnya seperti ini.


D'Arcy Lyness PhD, psikolog dari Kids Health Amerika Serikat, menyatakan anak kerap susah memulai percakapan tentang apa yang mengganggu mereka. Bahkan, berdasar penelitian yang dilakukannya, anak-anak kerap tidak ingin orangtua mereka tahu masalah mereka dan mengulurkan tangan dan membantu mengatasi masalah mereka.

Berikut adalah beberapa ide Lyness mengenai apa yang bisa dilakukan orang tua bila "membaca" stress mulai hinggap pada anak mereka:

Penuh Perhatian. Katakan kepada anak Anda ketika Anda melihat bahwa ada sesuatu yang mengganggu dia. Awali dengan kalimat "pancingan" yang membuat sang anak bercerita. Misalnya, "Sepertinya kau masih marah tentang apa yang terjadi di taman bermain?"
Hindari pertanyaan yang terdengar seperti tuduhan, semisal, "Kau marah
ya, dengan apa yang terjadi tadi?" Berempatilah dan tunjukkan Anda
peduli dan ingin mengerti.

Dengarkan anak Anda. Mintalah anak Anda memberi tahu Anda apa yang salah. Dengarkan dengan penuh perhatian dan tenang.
Menghindari dorongan untuk menghakimi, menyalahkan, kuliah, atau mengatakan apa yang Anda pikirkan anak Anda harus dilakukan sebagai gantinya. Cobalah untuk mendapatkan seluruh cerita dengan mengajukan pertanyaan-pertanya an seperti "Dan kemudian apa yang terjadi?" Luangkan waktu Anda. Dan biarkan anak Anda mengambil waktunya juga untuk bercerita pada Anda.

Tunjukkan empati dengan komentar singkat. Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, "Itu pasti sangat menjengkelkan, " "Tak
heran kamu merasa marah ketika mereka melarangmu bergabung dalam permainan," atau "Itu pasti tampak tidak adil bagimu." Melakukan hal ini menunjukkan bahwa Anda memahami apa yang anak Anda rasakan dan dia merasa didukung pada saat hatinya galau.

Bantu anak mengidentifikasi perasaannya.
Banyak anak-anak belum memiliki kata-kata untuk perasaan mereka. Jika anak Anda tampaknya marah atau frustrasi, gunakan kata-kata untuk membantu dia atau dia belajar untuk mengidentifikasi nama emosi itu. Menempatkan perasaan dalam kata-kata membantu anak-anak berkomunikasi dan mengembangkan kesadaran emosional - kemampuan untuk mengenali keadaan emosional mereka sendiri. Kemudian, bantu anak Anda memikirkan hal-hal yang harus dilakukan. Dorong anak Anda untuk memikirkan
beberapa ide untuk keluar dari rasa beratnya.

Batasi stress jika memungkinkan. Jika situasi
tertentu yang menyebabkan stress, melihat apakah ada cara untuk mengubah keadaan. Misalnya, jika dia merasa terlalu banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan dari sekolahnya, Anda bisa membantu dengan mengajarkan anak untuk tidak melakukannya dalam satu waktu. Ajak anak untuk mencari suasana beda, misalnya belajar di taman, atau mengerjakannya dengan ditemani teh manis atau kudapan kreasi Anda.

Bersabar. Sebagai orang tua, sakit rasanya melihat anak Anda tidak bahagia atau tertekan. Tapi cobalah untuk menahan
keinginan untuk memperbaiki setiap masalah. Sebaliknya, fokus pada membantu anak Anda, perlahan tapi pasti, jadilah bagian dari solusi dengan menunjukkan empati, menaruh perasaan dalam kata-kata, tenang ketika dibutuhkan, dan membukakan jalan bagi anak bangkit kembali untuk mencoba lagi.

Jadi, meumbuhkan rasa percaya diri dengan kegiatan yang positif merupakan salah satu cara untuk mengawali hal yang indah bagi perkembangan dan pertumbuhan anak.


Tidak ada komentar:


Bersama

Pengunjung ke

Gang Raflesia

Jl. Raflesia, Kawasan Kelapagading Blok S-T, Kota Serang Baru,
Banten, Indonesia 42122